Toko Online Zappos Berfikir besar , awali dari yang kecil

 Zappos

Berfikir besar , awali dari yang kecil

( Dari Buku The Lean Startup Eric Ries)

Kategori : Lean StartUp







Zappos adalah toko online terbesar di dunia dengan nilai penjualan bruto tahunan melampaui US$1 Miliar. Zappos dokenal sebagai salah satu bisnis ecommerce tersukses dan paling ramah pengguna di dunia, tetapi tidak demikian di awalnya.

Pendiri Zappos , Nick Swinmurn, mulanya frustasi karena ketiadaan situs internet sentral yang menyediakan banyak ragam sepatu. Dia membayangkan toko ritel internetyang memberikan pengalaman baru memuaskan konsumen.

Swinmurn bisa saja menunggu lama sampai keseluruhan visinya seperti kesediaan gudang, mitra distribusi, prospek penjualan yang signifikan dan lain lain, sudah siap dan teruji terlebih dahulu. 

Banyak pioner ecommerce yang seperti itu, meisalnya webvan dan Pets.com yang akhirnya bangkrut.

Swinmurn justru memulai usaha dengan melakukan eksperimen.

Hipotesisnya adalah, konsumen sudah siap dan bersedia membeli sepatu lewat internet. Untuk menguji hipotesis itu, dia minta izin kepada toko toko sepatu lokal untuk memfoto inventaris mereka.

Sebagai imbalan, Swinmurn berjanji memajang foto foto tersebut di internet dan kembali untuk membeli sepatu dengan harga pas apabila pelanggan membeli sepatu tersebut lewat internet.

Zappos memulai dengan produk kecil sederhana. Pertanyaan utama yang harus dijawab adalah apakah keinginan akan pengalaman berbelanja sepatu online yang memuaskan sudah cukup memadai ?.

Zappos langsung bereksperimen dengan konsumen, menerima pembayaran, menindaklanjuti barang yang dikembalikan, dan memberikan layanan konsumen.

Proses ini beda dengan riset pasar, yaitu dengan cara survei, dimana perusahaan bisa saja menanyakan kepada konsumen yang mereka inginkan.

Dengan langsung membuat produk, kendati sederhana, perusahaan tersebut memetik jauh lebih banyak pelajaran  sbb :

1. Zappos mendapatkan data lebih akurat mengenai permintaan konsumen dengan prilaku sungguhan bukan mengajukan pertanyaan hipotetik belaka.

2. Zappos bisa berinteraksi langsung dengan para konsumen sungguhan dan mencari tahu kebutuhan mereka. Misalkan terkait diskon, apakah pengaruh diskon terhadap persepsi konsumen ?. berkat interaksi langsung maka Zappos langsung mendapat jawaban.

3. Zappos membuka diri terhadap informasi kejutan, seperti misalnya jika konsumen mengembalikan sepatu ?

 Eksperimen awal Zappos menyajikan hasil yang jelas dan dapat diukur pada sejumlah konsumen pembeli sepatu.

 Skala kecil di awal tidak menghalangi terwujudnya visi besar Zappos.

Pada tahun 2009 Zappos diakuisisi oleh raksasa ecommerce Amazon.com, konon dengan harga US$1.2 Miliar.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Snaptax, mempermudah pengisian SPPT pajak