Design Thinking (Bag.4)
Design Thinking (Bag.4)
Sumber : Change by Design Books, Desing Sprint Jake Knapp, Standford Design Thinking Process, Google Design Sprint etc.
Kategori : Design Thinking
Prototype
Thinking by Hand ( Berfikir dengan Tangan)
Pernah bermain dengan Lego ?.
alat bermain anak anak untuk mengembangkan imajinasi membangun apa yang ada di
benaknya. Dengan Lego anak2 dapayt menciptakan dunia dengan model roket,
dinasourus, robot dengan berbagai macam imajinasi dan ukuran.
Sama seperti anak anak, seorang
disainer juga sering menggunakan metode “Thinking by Hand”. Yaitu dengan
menggunakan alat peraga sebagai batu loncatan untuk menggambarkan imajinasi,
ini merupakan proses yang mendasar dapat membuka pikiran pada kemungkinan
kemungkinan baru.
Getting Feedback ( Mendapatkan umpan balik)
Prototipe dibuat dengan
meluangkan waktu, usaha dan investasi sebagai sesuatu yang sangat berharga
untuk mendatangkan umpan balik / Feedback, yang berguna dan mendorong ide ke
depan.
Semakin besar kerumitan dan
biayanya, semakin mendekati kesempurnaan, maka semakin kecil kemungkinan
desainer untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif.
Oleh karena itu cakupan prototipe
harus dibatasi. Tujuan dari prototipe awal mungkin untuk memahami apakah sebuah
ide memiliki nilai fungsional. Pembuatan prototipe yang cukup berarti memilih
apa yang ingin kita pelajari dan bisa mendatang umpan balik yang berharga untuk
produk final nantinya.
Validate Learning ( Pembelajaran tervalidasi)
Pembelajaran yang tervalidasi digunakan di scrum. Istilah ini diusulkan oleh Eric Ries pada tahun 2011. Ini adalah pengukuran progress suatu proses dan menggambarkan pembelajaran dihasilkan dengan mencoba ide awal dan kemudian mengukurnya terhadap pelanggan potensial untuk memvalidasi efeknya.
Not Working Product ( Bukan Product yang Jadi)
Tujuan dari pembuatan prototipe
bukanlah untuk membuat model kerja. Ini adalah untuk memberikan bentuk pada
sebuah ide untuk mempelajari tentang kekuatan dan kelemahannya dan untuk mengidentifikasi
arah baru untuk generasi berikutnya dari prototipe yang lebih rinci dan lebih
halus.
Speed n Cheap ( Cepat dan Murah)
Meskipun tampaknya membuang buang
waktu yang berharga untuk sketsa dan model simulasi yang akan menghambat kerja.
Pembuatan prototipe akan menghasilkan
produk final yang lebih cepat. Ini sepertinya berlawanan dengan intuisi (
anggapannya membangun sebuah ide pasti lebih lama daripada memikirkannya).
Namun berapa banyak orang yang
mampu memikirkan ide dengan benar saat pertama kali (Jarang ada). Karena
masalahnya terlalu kompleks untuk dipikirkan, serangkaian awal eksperimen
seringkali merupakan cara terbaik, untuk menemukan cara yang lebih baik dan
dapat bersaing dengan ide lainnya.
Semakin cepat kita membuat ide
menjadi nyata dalam bentuk prototipe , semakin cepat kita dapat
mengevaluasinya, menyempurnakannya, dan membidik solusi terbaik.
Testing
Understand Impedement
Memahami halangan halangan yang terjadi pada saat konsumen
menggunakan prototipe/produk yang akan dibuat. Hasil dari evaluasi tersebut
akan menjadi referensi untuk melakukan perubahan dan penyempurnaan, sehingga
menjadi solusi bagi permasalahan konsumen.
What Works
Dengan melakukan Testing, dapat di invetarisasi fungsi fungsi mana saja dari prototipe, yang bisa diterima oleh konsumen. Dengan demikian desainer dapat menilai kemajuan atau keunggulan suatu produk sebelum di launching
Iterate Quickly
Melatih kemampuan untuk mengulang dan menguji dengan cepat akan meningkatkan
kecepatan dan dan jumlah pembelajaran. Semakin cepat mengalami kegagalan , bisa
menjadi salah satu pengungkit kesuksesan yang paling kuat bagi para disainer.
Comments
Post a Comment